pengertian pengawasan:
Menurut
Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer
dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan.
TIPE-TIPE
PENGAWASAN :
Donnelly, et
al. (dalam Zuhad, 1996:302) mengelompokkan pengawasan menjadi 3 Tipe pengawasan
yaitu :
- Pengawasan Pendahuluan (preliminary control).
- Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)
- Pengawasan Feed Back (feed back control)
Pengawasan
Pendahuluan (preliminary control).
Pengawasan
yang terjadi sebelum kerja dilakukan. Pengawasan Pendahuluan menghilangkan
penyimpangan penting pada kerja yang diinginkan yang dihasilkan sebelum
penyimpangan tersebut terjadi. Pengawasan Pendahuluan mencakup semua upaya
manajerial guna memperbesar kemungkinan bahwa hasil-hasil aktual akan
berdekatan hasilnya dibandingkan dengan hasil-hasil yang direncanakan.
Memusatkan perhatian pada masalah mencegah timbulnya
deviasi-deviasi pada kualitas serta kuantitas sumber-sumber daya yang digunakan
pada organisasi-organisasi. Sumber-sumber daya ini harus memenuhi syarat-syarat
pekerjaan yang ditetapkan oleh struktur organisasi yang bersangkutan.
Dengan ini, manajemen menciptakan
kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan aturan-aturan yang ditujukan
pada hilangnya perilaku yang menyebabkan hasil kerja yang tidak diinginkan di
masa depan. Dipandang dari sudut prespektif demikian, maka kebijaksanaan-kebijaksanaan
merupakan pedoman-pedoman yang baik untuk tindakan masa mendatang.
Pengawasan
pendahuluan meliputi; Pengawasan pendahuluan sumber daya manusia, Pengawasan
pendahuluan bahan-bahan, Pengawasan pendahuluan modal dan Pengawasan
pendahuluan sumber-sumber daya financial.
II.2.2
Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)
Pengawasan
yang terjadi ketika pekerjaan dilaksanakan. Memonitor pekerjaan yang
berlangsung guna memastikan bahwa sasaran-sasaran telah dicapai. Concurrent
control terutama terdiri dari tindakan-tindakan para supervisor yang
mengarahkan pekerjaan para bawahan mereka.
Direction berhubungan dengan tindakan-tindakan para
manajer sewaktu mereka berupaya untuk:
- Mengajarkan para bawahan mereka bagaimana cara penerapan metode-metode serta prosedur-prsedur yang tepat.
- Mengawasi pekerjaan mereka agar pekerjaan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
II.2.3
Pengawasan Feed Back (feed back control)
Pengawasan
Feed Back yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksakan, guna
mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.
Pengawasan
yang dipusatkan pada kinerja organisasional dimasa lalu. Tindakan korektif
ditujukan ke arah proses pembelian sumber daya atau operasi-operasi aktual.
Sifat kas dari metode-metode pengawasan feed back (umpan balik) adalah bahwa
dipusatkan perhatian pada hasil-hasil historikal, sebagai landasan untuk
mengoreksi tindakan-tindakan masa mendatang.
Adapun
sejumlah metode pengawasan feed back yang banyak dilakukan oleh dunia bisnis
yaitu:
- Analysis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
- Analisis Biaya Standar (Standard Cost Analysis)
- Pengawasan Kualitas (Quality Control)
- Evaluasi Hasil Pekerjaan Pekerja (Employee Performance Evaluation)
II.3
TAHAP-TAHAP PROSES PENGAWASAN
Tahap Proses
Pengawasan :
- Tahap Penetapan Standar
Tujuannya
adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan
sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
a. standar
phisik
b. standar
moneter
c. standar
waktu
- Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan
sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat.
- Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa
proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan,
metode, pengujian, dan sampel.
- Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan
untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa
bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai
manajer.
- Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila
diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan
dalam pelaksanaan.
Menurut Kadarman
(2001, hal. 161) langkah-langkah proses pengawasan yaitu:
- Menetapkan Standar
Karena
perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang pengawasan, maka secara logis
hal irri berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan adalah menyusun
rencana. Perencanaan yang dimaksud disini adalah menentukan standar.
b. Mengukur Kinerja
Langkah
kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah ditentukan.
c. Memperbaiki Penyimpangan
Proses
pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan terhadap
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Menurut G. R. Terry dalam Sukama (1992, hal. 116)
proses pengawasan terbagi atas 4 tahapan, yaitu:
- Menentukan standar atau dasar bagi pengawasan.
- Mengukur pelaksanaan
- Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan temukanlah perbedaan jika ada.
- Memperbaiki penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.
Terry (dalam
Winardi, 1986:397) bahwa pengawasan terdiri daripada suatu proses yang
dibentuk oleh tiga macam langkah-langkah yang bersifat universal yakni:
- mengukur hasil pekerjaan,
- membandingkan hasil pekerjaan dengan standard dan memastikan perbedaan (apabila ada perbedaan),
- mengoreksi penyimpangan yang tidak dikehendaki melalui tindakan perbaikan.
Maman Ukas (2004:338) menyebutkan
tiga unsur pokok atau tahapan-tahapan yang selalu terdapat dalam proses
pengawasan, yaitu:
- Ukuran-ukuran yang menyajikan bentuk-bentuk yang diminta. Standar ukuran ini bisa nyata, mungkin juga tidak nyata, umum ataupun khusus, tetapi selama seorang masih menganggap bahwa hasilnya adalah seperti yang diharapkan.
- Perbandingan antara hasil yang nyata dengan ukuran tadi. Evaluasi ini harus dilaporkan kepada khalayak ramai yang dapat berbuat sesuatu akan hal ini.
- Kegiatan mengadakan koreksi. Pengukuran-pengukuran laporan dalam suatu pengawasan tidak akan berarti tanpa adanya koreksi, jikalau dalam hal ini diketahui bahwa aktivitas umum tidak mengarah ke hasil-hasil yang diinginkan.
Dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses pengawasan dilakukan berdasarkan
beberapa tahapan yang harus dilakukan.
- Menetapkan standar pelaksanaan (perencanaan)
Sehingga
dalam melakukan pengawasan manajer mempunyai standard yang jelas.
- Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Mengukur
kinerja pegawai, sejauh mana pegawai dapat menerapkan perencanaan yang telah
dibuat atau ditetapkan perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya
secara optimal.
- Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standard dan penganalisa penyimpangan-penyimpangan
- Pengambilan tindakan koreksi
Melakukan
perbaikan jika ditemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
PENTINGNYA
PENGAWASAN :
Suatu
prganisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu,
banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil
kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi pengawasan semakin
penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya
akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu
sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Ada beberapa
alasan mengapa pengawasan itu penting, diantaranya :
- Perubahan lingkungan organisasi
Berbagai
perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat dihindari,
seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku
baru dsb. Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang
berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan
atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
- Peningkatan kompleksitas organisasi
Semakin
besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati.
Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas
tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih
efisien dan efektif.
- Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan
Bila para bawahan tidak
membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi pengawasan.
Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat kesalahan. Sistem
pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut sebelum menjadi
kritis.
- Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang
Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan
itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menen-tukan apakah
bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem
penga-wasan.
- Komunikasi
- Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
Langkah terakhir
adalah pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah tindakan koreksi
perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
PERANCANGAN
PROSES PENGAWASAN :
Wiliam H.
Newman menetapkan prosedure sistem pengawasan dimana dikemukakan 5 jenis
pendekatan, yaitu:
- Merumuskan hasil yang di inginkan
Yang dihubungkan dengan individu
yang melaksanakan.
- Menetapkan penunjuk hasil
Dengan
tujuan untuk mengatasi dan memperbaiki penyimpangan sebelum kegiatan
diselesaikan, yaitu dengan:
- Pengukuran input
- Hasil pada tahap awal
- Gejala yang dihadapi
- Kondisi perubahan yang diasumsikan
3. Menetapkan
standar penunjuk dan hasilDihubungkan dengan kondisi yang dihadapi.
- Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
Dimana
komunikasi pengawasan didasarkan pada prinsip manajemen by excetion yaitu atasan
diberi informasi bila terjadi penyimpangan pada standar.
- Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil satu
kesimpulan bahwa proses pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan
kegiatan organisasi, oleh karena itu setiap pimpinan harus dapat menjalankan
fungsi pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen.
Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi
akan memberikan implikasi terhadap pelaksanaan rencana, sehingga pelaksanaan
rencana akan baik jika pengawasan dilakukan secara baik, dan tujuan baru dapat
diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah proses pengawasan dilakukan.
Dengan demikian peranan pengawasan sangat menentukan baik buruknya pelaksanaan
suatu rencana.
Mengenai pentingnya pelaksanaan pengawasan untuk
mensukseskan rencana, Winardi (2000:172) mengungkapkan bahwa:
“pengawasan berarti membuat sesuatu terjadi, sesuai dengan apa yang menurut
rencana akan terjadi. Perencanaan dan pengawasan boleh dikatakan tidak dapat
kita pisahkan satu sama lain, dan mereka ibarat: kembar siam dalam bidang
manajemen”.
BIDANG-BIDANG PENGAWASAN STRATEGIK:
Bidang
strategik yang dapat membuat organisasi secara keseluruhan mencapai sukses
yaitu :
- Transaksi Keuangan
- Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis)
- Manajemen Kas (Cash Management)
- Pengelolaan Biaya (Cost Control)
- Hubungan Manajer dan Bawahan
Hubungan
antara manager dan bawahan juga harus baik dan terjaga. Sebisa mungkin ada
hubungan 2 arah antara manager dan bawahan, bukan hubungan searah dimana
manager terus-terusan memberi perintah kepada bawahan tanpa mau mendengar
keluhan dan perasaan bawahannya. Bila ada hubungan harmonis seperti keluarga
dalam suatu perusahaan maka akan tercipta team kerja yang solid dan kuat dalam
menjalankan perusahaan.
Sumber : http://www.anakciremai.com/?cx=partner-pub-2013692070141448%3Ai70eq0-opgh&cof=FORID%3A9&ie=ISO-8859-1&q=makalah+tentang+dasar-dasar+prose+pengawasan&sa=Cari+Makalah+Anakciremai&siteurl=www.anakciremai.com%2F#1121http://itjen-depdagri.go.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=25
Tidak ada komentar:
Posting Komentar